6.21.2013

repos*

*Mati karena kegemukan

Laporan penelitian global paling mutakhir yang diterbitkan jurnal medis Inggris, The Lancet, menunjukkan bahwa: kematian akibat obesitas (kegemukan) di seluruh dunia telah lebih tinggi dibanding kematian akibat kelaparan. Laporan penelitian ini dikutip banyak media internasional, karena tentu saja, kabar ini jadi amat menyedihkan diantara kabar kelaparan yang masih menimpa dunia.

Menurut laporan lembaga pangan dunia, FAO, jumlah orang yang 'menderita kelaparan kronis' adalah 925 juta orang (2010). Menurut lembaga kesehatan dunia, WHO, enam juta anak2 meninggal karena kelaparan setiap tahun. Bayangkan busung lapar, perut besar, badang tinggal tulang belulang. Lalat2 berterbangan. Anak2 kurus kering mengenaskan, makan sekali dalam beberapa hari.

Tetapi ada yang lebih mengenaskan dibanding itu, 5.000 orang meninggal di New York akibat kegemukan/obesitas. Hanya satu kota saja, meninggal 5.000 orang per tahun, yang membuat walikota New York sedang menyusun peraturan agar minuman soda (soft drink) dan juga makanan cepat saji dibatasi. Ini belum menghitung angka kematian akibat kegemukan di kota2 lainnya. Juga di negara2 berkembang, yang tambah banyak orang2 buncit dan tambun. Termasuk di kawasan Afrika yang banyak orang laparnya, laporan kegemukan bertambah signifikan. Mati karena kegemukan.

Ya Rahman, wahai yang maha kaya, membaca laporan penelitian ini, aduh, saya termenung lama sekali. Ada orang2 kelaparan, dan mati karena kelaparan tersebut, mau makan tidak ada makanan, mau marah2, tidak ada tenaga, mereka mati tanpa suara, karena terlalu lemah. Tapi di belahan lain, di tempat lain, atau bahkan bersebelahan saja, ada orang2 yang mati karena terlalu kenyang. Tidakkah ini amat menyedihkan. Merobek-robek hati, betapa dunia ini bisa menjadi ironis sekali. Dan setelah dipikirkan lebih mendalam, itu benar, fakta ini tidak jauh dari kami, bukan di Amerika, Eropa sana, bukan di sana, tapi juga di sini, dalam level yang mungkin belum ekstrem (belum banyak yg meninggal karena obesitas), coba lihatlah, betapa banyak diantara kami yang lelap tidurnya, kenyang perutnya, hangat kasurnya, nyaman ruangannya, tapi di sebelah rumah, ada yang kelaparan, keras tempat tidurnya, sempit dan sesak ruangannya. Tidakkah ini situasi yang amat menyedihkan? 


*repos-

0 komentar:

Posting Komentar