*Mati karena kegemukan
Laporan penelitian global paling mutakhir yang diterbitkan jurnal medis
Inggris, The Lancet, menunjukkan bahwa: kematian akibat obesitas
(kegemukan) di seluruh dunia telah lebih tinggi dibanding kematian
akibat kelaparan. Laporan penelitian ini dikutip banyak media
internasional, karena tentu saja, kabar ini jadi amat menyedihkan
diantara kabar kelaparan yang masih menimpa dunia.
Menurut laporan lembaga pangan dunia, FAO, jumlah orang yang 'menderita
kelaparan kronis' adalah 925 juta orang (2010). Menurut lembaga
kesehatan dunia, WHO, enam juta anak2 meninggal karena kelaparan setiap
tahun. Bayangkan busung lapar, perut besar, badang tinggal tulang
belulang. Lalat2 berterbangan. Anak2 kurus kering mengenaskan, makan
sekali dalam beberapa hari.
Tetapi ada yang lebih mengenaskan
dibanding itu, 5.000 orang meninggal di New York akibat
kegemukan/obesitas. Hanya satu kota saja, meninggal 5.000 orang per
tahun, yang membuat walikota New York sedang menyusun peraturan agar
minuman soda (soft drink) dan juga makanan cepat saji dibatasi. Ini
belum menghitung angka kematian akibat kegemukan di kota2 lainnya. Juga
di negara2 berkembang, yang tambah banyak orang2 buncit dan tambun.
Termasuk di kawasan Afrika yang banyak orang laparnya, laporan kegemukan
bertambah signifikan. Mati karena kegemukan.
Ya Rahman, wahai
yang maha kaya, membaca laporan penelitian ini, aduh, saya termenung
lama sekali. Ada orang2 kelaparan, dan mati karena kelaparan tersebut,
mau makan tidak ada makanan, mau marah2, tidak ada tenaga, mereka mati
tanpa suara, karena terlalu lemah. Tapi di belahan lain, di tempat lain,
atau bahkan bersebelahan saja, ada orang2 yang mati karena terlalu
kenyang. Tidakkah ini amat menyedihkan. Merobek-robek hati, betapa dunia
ini bisa menjadi ironis sekali. Dan setelah dipikirkan lebih mendalam,
itu benar, fakta ini tidak jauh dari kami, bukan di Amerika, Eropa sana,
bukan di sana, tapi juga di sini, dalam level yang mungkin belum
ekstrem (belum banyak yg meninggal karena obesitas), coba lihatlah,
betapa banyak diantara kami yang lelap tidurnya, kenyang perutnya,
hangat kasurnya, nyaman ruangannya, tapi di sebelah rumah, ada yang
kelaparan, keras tempat tidurnya, sempit dan sesak ruangannya. Tidakkah
ini situasi yang amat menyedihkan?
*repos-
6.21.2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar