• Enter Slide 1 Title Here
  • Enter Slide 2 Title Here
  • Enter Slide 3 Title Here
  • Enter Slide 4 Title Here

5.14.2017

📚🌻 *Dan Jika Aku Sakit, Dialah yang Menyembuhkanku*


Sesuatu yang tidak akan dipungkiri siapa pun adalah kehidupan ini tidak hanya dalam satu keadaan. Ada senang, ada duka. Ada canda, begitu juga tawa. Ada sehat, namun juga adakalanya sakit. Dan semua ini adalah sunnatullah yang mesti dihadapi orang manapun.

Di antara hal yang paling menarik dalam hal ini adalah di mana seorang manusia menghadapi ujian berupa sakit. Tentu keadaan sakit ini lebih sedikit dan sebentar dibanding keadaan sehat. Yang perlu diketahui oleh setiap muslim adalah tidaklah Allah menetapkan (mentaqdirkan) suatu taqdir melainkan di balik taqdir itu terdapat hikmah, baik diketahui ataupun tidak. Dengan demikian, hati seorang muslim harus senantiasa ridho dan pasrah kepada ketetapan Rabb-nya.

Saat seseorang mengalami sakit, hendaknya ia menyadari bahwa Rasulullah ﷺ yang merupakan manusia termulia sepanjang sejarah juga pernah mengalaminya.

Bahkan dengan adanya sakit, banyak orang menyadari kekeliruannya selama ini sehingga sakit itu mengantarkannya menuju pintu taubat. Justru ketika sakit itu tidak ada, malah membuat banyak orang sombong dan congkak. Lihatlah Fir’aun yang tidak pernah Allah timpa ujian sakit sepanjang hidupnya, membuatnya sombong terlampau batas sampai-sampai berani menyatakan, “Akulah tuhan tertinggi kalian!” (QS. An Nazi’at: 24)

Allah ‘Azza wa Jalla berfirman (yang artinya), “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (para rasul) kepada umat-umat sebelum kamu, kemudian Kami siksa mereka dengan kesengsaraan dan kemelaratan agar mereka memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri.” (QS. Al An’am: 42)

Tidak heran jika ada sebagian orang saat tertimpa musibah malah justru bergembira sebagaimana bergembira ketika mendapat kelapangan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, “…dan sesungguhnya salah seorang mereka benar-benar merasa gembira karena mendapat cobaan, sebagaimana salah seorang mereka merasa senang karena memperoleh kelapangan.” (HR Ibnu Majah dan Al Hakim, beliau berkata, “Shahih menurut syarat Muslim.” Disepakati oleh Adz Dzahabi)

*Hiburan untuk Orang yang Tertimpa Musibah*

Agar sakit itu berbuah kebahagiaan, bukan keluh kesah, hendaknya seorang muslim mengetahui janji-janji yang Allah berikan, baik dalam Al Quran maupun melalui lisan Rasul-Nya, Muhammad ﷺ.

Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Katakanlah (Muhammad), ‘Tidak akan menimpa kami kecuali apa yang telah Allah tetapkan untuk kami. Dialah pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang beriman harus bertawakal.’” (QS. At Taubah: 51). Juga firman-Nya, “Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS Al Hadid: 22-23)

Rasulullah  ﷺ bersabda, “Tidaklah seorang muslim yang tertimpa gangguan berupa penyakit atau semacamnya, kecuali Allah akan menggugurkan bersama dengannya dosa-dosanya, sebagaimana pohon yang menggugurkan dedaunannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

“Bencana senantiasa menimpa seorang mukmin dan mukminah pada dirinya, anaknya, dan hartanya sampai ia berjumpa dengan Allah dalam keadaan tidak ada kesalahan pada dirinya.” (HR. At Tirmidzi, dan beliau berkomentar, “Hasan shahih.”, Imam Ahmad, dan lainnya)

“Sesungguhnya besarnya pahala itu berbanding lurus dengan besarnya ujian. Dan sesungguhnya jika Allah mencintai suatu kaum, Dia akan menguji mereka. Siapa yang ridha, baginya ridha(Nya), namun siapa yang murka, maka baginya kemurkaan(Nya).” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Masih banyak lagi janji-janji menggiurkan lainnya yang tersebar di dalam Al Quran dan As Sunnah.

*Dua Jenis Penyakit*

Menurut anggapan mayoritas orang, yang dianggap penyakit hanyalah penyakit yang menimpa badan secara nyata seperti demam, batuk, flu, dan seterusnya. Namun tahukah Anda, bahwa ada penyakit lain yang seharusnya lebih mendapatkan perhatian dan penanganan? Itulah penyakit hati. Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin rahimahullah mengatakan dalam sebuah pertemuannya dengan para dokter, “Wahai saudara-saudaraku, penyakit itu ada dua, yaitu penyakit hati, inilah penyakit maknawi (abstrak), dan yang kedua adalah penyakit jisim, inilah penyakit hissi (kongkrit). Jenis pertama harus lebih utama diperhatikan dan ditangani karena ia mengakibatkan kebinasaan abadi.” (Irsyadat lith Thabibil Muslim 05: 34 – 06: 04)

Al ‘Allamah ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di rahimahullah ketika menafsirkan firman Allah, “فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ (di dalam hati mereka terdapat penyakit)”, berkata, “Yang dimaksud dengan penyakit di sini adalah penyakit keraguan, syubhat, dan kemunafikan. Karena hati akan menghadapi dua penyakit yang akan mengeluarkannya dari kesehatan dan keseimbangannya, yaitu penyakit syubhat yang bathil dan penyakit syahwat yang membinasakan. Kekufuran, kemunafikan, keraguan, dan kebid’ahan semuanya termasuk penyakit syubhat. Sedangkan zina, menyukai kekejian dan kemaksiatan serta melakukannya termasuk penyakit syahwat, sebagaimana firman Allah, ‘…sehingga bangkit nafsu orang yang ada penyakit dalam hatinya.” (QS Al Ahzab: 32) yaitu syahwat zina. Dan orang yang sehat adalah orang yang terselamatkan dari kedua penyakit ini. Maka jadilah ia memperoleh keyakinan, keimanan, dan kesabaran dari segala maksiat.” (Taisirul Karimirrahman)

Maka penyakit hati itu pangkalnya ada dua, yaitu syubhat dan syahwat. Dari kedua hal inilah bercabang semua penyakit, dan amat sedikit orang yang mengetahuinya kecuali yang dirahmati Robb-nya. Ibnu ‘Utsaimin berkata, “…penyakit-penyakit (yang menyerang) agama yang porosnya adalah syubhat dan syahwat.”

*Setiap Penyakit Pasti Ada Obatnya*

Hal lain yang seyogyanya diketahui oleh seorang muslim adalah tidaklah Allah menciptakan suatu penyakit kecuali Dia juga menciptakan penawarnya. Hal ini sebagaimana yang disabdakan Rasulullah ﷺ:

مَا أَنْزَلَ اللهُ دَاءً إِلَّا أَنْزَلَ لَهُ شِفَاءً

“Tidaklah Allah menurunkan penyakit kecuali Dia juga menurunkan penawarnya.” (HR Bukhari).

Imam Muslim ‘merekam’ sebuah hadits dari Jabir bin ‘Abdullah radhiyallahu ‘anhu, dari Rasulullah ﷺ, bahwasannya beliau bersabda,

لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءُ، فَإِذَا أُصِيْبَ دَوَاءُ الدَّاءِ بَرَأَ بِإِذْنِ اللهِ عَزَّ وَ جَلَّ

 “Setiap penyakit ada obatnya. Apabila obat itu tepat untuk suatu penyakit, penyakit itu akan sembuh dengan seizin Allah ‘Azza wa Jalla.”

*Kesembuhan Itu Hanya Datang dari Allah*

Allah berfirman menceritakan kekasih-Nya, Ibrahim ‘alaihissalam,

وَ إِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِيْنِ

 “Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkanku.” [QS Asy Syu’ara: 80]

Di surat Al An’am (ayat: 17), “Dan jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang menghilangkannya melainkan Dia sendiri. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, maka Dia Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu.”

Maka obat dan dokter hanyalah cara kesembuhan, sedangkan kesembuhan hanya datang dari Allah. Karena Dia sendiri menyatakan demikian, “Dialah yang menciptakan segala sesuatu.” Semujarab apapun obat dan sesepesialis dokter itu, namun jika Allah tidak menghendaki kesembuhan, kesembuhan itu juga tidak akan didapat. Bahkan jika meyakini bahwa kesembuhan itu datang dari selain-Nya, berarti ia telah rela keluar dari agama dan neraka sebagai tempat tinggalnya kelak jika tidak juga bertaubat. Dan fenomena ini kerap dijumpai di banyak kalangan, entah sadar atau tidak. Seperti ucapan sebagian orang, “Tolong sembuhkan saya, Dok .” Meski kalimat ini amat pendek, namun akibatnya sangat fatal, yaitu dapat mengeluarkan pengucapnya dari Islam. Sepantasnya setiap muslim berhati-hati dalam setiap gerak-geriknya agar ia tidak menyesal kelak.

*Berobat dengan Wahyu*

Banyak orang ketika tertimpa sakit lari kesana-kemari mencari kesembuhan. Setiap orang akan mencari dokter sepesialis terhebat di negerinya bahkan di seluruh dunia sekalipun demi mendapatkan kesembuhan. Berapa pun biayanya akan dibayarnya meski harus berhutang. Celakanya ada sebagaian orang yang masih percaya kepada dukun si penipu yang malah menjerumuskannya ke dalam lobang kesyirikan yang mengeluarkan dari agama. Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan dari Rasulullah ﷺ, beliau bersabda:

مَنْ أَتَا عَرَّافًا أَوْ كَاهِنًا فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُوْلُ، فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ

“Barangsiapa yang mendatangi dukun atau tukang ramal, lantas ia membenarkan perkataannya, maka ia telah kufur terhadap apa yang diturunkan pada Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam” (HR. Ahmad dalam Al Musnad, Al Hakim dalam Al Mustadrak –dan ia menilainya shahih dengan syarat Al Bukhari & Muslim-, dan Al Baihaqi)

Tentu usaha untuk mendapatkan kesembuhan itu, selama usaha-usaha itu ‘sehat’,  sangat diperlukan, karena ini merupakan bagian dari tawakal. Syaikh Shafiyyurrahma bin ‘Abdullah Al Mubarakfuri rahimahullah berkata ketika menjelaskan hadits: “Setiap penyakit ada obatnya…” dsb., “Di dalamnya (hadits di atas) terdapat dorongan untuk berobat dan mengambil sebab, dan bahwasannya yang demikian itu termasuk dari taqdir Allah. Bahkan ia termasuk menuntut taqdir-Nya jika ia berkeyakinan ia akan sembuh dengan seizin-Nya. Yaitu seperti menolak rasa lapar dengan makan dan haus dengan minum.” (Minnatul Mun’im syarh Shahih Muslim, 3: 457)

Sesungguhnya Allah Ta’ala telah menyediakan obat yang lebih baik dari itu. Semua orang dapat memperolehnya jika ia yakin dengan sepenuhnya. Inilah yang disebut dengan “berobat dengan wahyu.” Allah lah yang telah menciptakan penyakit, maka tentu Dia lebih tahu apa penawar dan obatnya. Oleh karena ada dua jenis penyakit, maka berikut adalah masing-masing obat yang ditawarkan syariat, tentu secara ringkas.

Al ‘Allamah Ibnu Qayyimil Jauziyyah rahimahullah berkata, “Siapa yang tidak dapat disembuhkan oleh Al Quran, berarti Allah tidak memberikan kesembuhan kepadanya. Dan siapa yang tidak dicukupkan oleh Al Quran, Allah tidak akan memberikan kecukupan kepadanya.” (Zaadul Ma’ad fi Hady Khairil ‘Ibad)

Pertama, obat hati. Sebagaimana yang telah diterangkan di atas bahwa penyakit hati haruslah lebih utama untuk diperhatikan dan ditangani secara serius karena jika tidak ia akan berakibat kebinasaan abadi, di dunia maupun di akhirat. Maka obat untuk penyakit yang satu ini hanya didapat di dalam Al Quran Al Karim dan hadits-hadits yang sah dari Nabi ﷺ.

Allah Ta’ala berfirman,

وَ نُنَزِّلُ مِنَ القُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَ رَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِيْنَ

“Dan Kami turunkan dari Al Quran (sesuatu) yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang beriman.” (QS Al Isra’: 82)

Juga firman-Nya, “Katakanlah, Al Quran adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang mukmin.” [QS Fushshilat: 44]

Imam Abul Fida’ Ibnu Katsir rahimahullah berkata ketika menafsirkan ayat شِفَاءٌ وَ رَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِيْنَ, “Artinya menghilangkan apa yang ada di dalam hati dari penyakit-penyakit berupa keraguan, kemunafikan, kesyirikan, keberpalingan, dan kecondongan (kepada kebatilan). Maka Al Quran dapat menyembuhkan dari semua (penyakit) itu.” (Tafsir Al Quran Al ‘Azhim, 9: 70)

Syaikh ‘Abdurrahman As Sa’di rahimahullah berkata, “Obat penawar yang dikandung Al Quran itu umum untuk penawar hati berupa syubhat, kebodohan, pemikiran rusak, penyelewengan yang rusak, dan tujuan-tujuan buruk.” (Taisirul Karimirrahman)

Kesembuhan hati dari penyakit-penyakit ini ditandai dengan hilangnya penyelewengan dan kerusakan yang ditimbulkan penyakit tersebut. Dan Al Quran yang Allah turunkan ini dapat menghilangkan kebodohan, keraguan, kesesatan, pemikiran nyeleneh, dan penyakit-penyakit non fisik (abstrak) lainnya. Maka siapa saja yang memiliki uneg-uneg buruk dalam dirinya, akan segera dapat ia hilangkan manakala ia mengambil obatnya dalam Al Quran dan juga sunnah. “Yang demikian itu tidak untuk setiap orang, namun hanya untuk orang-orang beriman kepadanya, membenarkan ayat-ayatnya, dan yang mengamalkannya.” (Taisirul Karimirrahman)

Adapun syahwat, maka janji (targhib) dan ancaman (tarhib) di dalam Al Quran dan As Sunnah adalah obatnya. Apabila ada seseorang yang hendak condong kepada dunia, hendaknya ia memikirkan kehidupan yang lebih baik di akhirat kelak. Rasulullah  ﷺ pernah bersabda,

مَنْ تَرَكَ شَيْئًا لِلهِ عَوَّضَهُ اللهُ خَيْرًا مِنْهُ

“Siapa yang meninggalkan sesuatu (yang haram) karena Allah, Allah akan menggantikannya dengan yang lebih baik darinya.” (HR. Abu Nu’aim dalam Al Hilyah dan Ibnu ‘Asakir dalam kitab tarikhnya dengan lafazh “ما ترك عبد شيئا لله لا يتركه إلا له، إلا عوضه الله منه ما هو خير له في دينه ودنياه”. Dalam musnad Imam Ahmad dengan lafazh “إِنَّكَ لَنْ تَدَعَ شَيْئاً لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ بَدَّلَكَ اللَّهُ بِهِ مَا هُوَ خَيْرٌ لَكَ مِنْهُ”)

Rasulullah ﷺ sendiri apabila ditakjubkan oleh kesenangan dunia, segera berdoa,

لَبَّيْكَ، إِنَّ الْعَيْشَ عَيْشُ الْأخِرَةِ

“Aku memenuhi panggilan-Mu ya Allah, sesungguhnya kehidupan (hakiki) adalah kehidupan di akhirat.” (HR. Ibnu Abi Syaibah)

Tentu hadits ini tidak cukup hanya dibaca, namun juga harus dicontoh dan dipraktekkan. Jika Rasulullah yang jelas-jelas dijamin masuk surga saja masih khawatir terjerumus ke dalam kenikmatan semu dan menghibur diri dengan kenikmatan akhirat, bagaimana pula dengan kita yang belum ada yang menjaminnya, tentu lebih ditekankan lagi.

Kedua, yaitu obat penyakit kongkrit (hissi). Untuk obat penyakit yang menyerang fisik, syariat telah menyediakan dua cara pengobatan yang boleh digabungkan sekaligus, yaitu pengobatan yang bersifat abstrak ruhani dan pengobatan dengan materi-materi tertentu.

Pengobatan pertama adalah dengan membacakan Al Quran dan doa yang ma’tsur kepada si sakit atau yang lebih dikenal dengan ruqyah. Yang dimaksud ruqyah di sini tidak hanya sebatas ruqyah untuk orang yang terkena sihir dan guna-guna, akan tetapi untuk setiap penyakit. Pengobatan macam ini boleh jadi lebih manjur dan cepat reaksinya.

Ketika Rasulullah ﷺ  mendapati ‘Ali bin Abu Thalib radhiyallahu ‘anhu saat perang Khaibar dalam keadaan sakit matanya, beliau pun meludahi kedua mata ‘Ali dan mendoakan kesembuhan untuknya, maka seketika itu pula sembuh seakan-akan tidak ada sakit sebelumnya. [HR Al Bukhari]

Hal yang sama juga dialami oleh sekelompok shahabat radhiyallahu ‘anhum ajma’in yang ada salah satu di antara mereka yang meruqyah dengan membacakan surat Al Fatihah kepada penghulu suatu kampung yang tersengat kala jengking, setelah dibacakan surat Al Fatihah, seketika itu juga sembuh. Berita itu pun akhirnya diceritakan kepada Rasulullah ﷺ, lalu beliau berkomentar, “Apa yang membuatmu tahu bahwa Al Fatihah adalah ruqyah?” (HR. Bukhari)

Yang menarik di sini adalah pengalaman dan pengakuan Ibnul Qayyim dalam kedua bukunya, Zadul Ma’ad (4: 178) dan Ad Da’ wad Dawa’ (hal. 23), “Suatu ketika aku pernah jatuh sakit namun aku tidak menemui dokter atau obat penyembuh. Lantas aku berusaha mengobati diriku dengan surat Al Fatihah, aku pun melihat pengaruh yang sangat menakjubkan. Aku mengambil segelas air zamzam dan membacakannya surat Al Fatihah berulang kali, lalu aku meminumnya sehingga aku mendapatkan kesembuhan total. Selanjutnya aku bersandar dengan cara seperti itu dalam mengobati berbagai penyakit dan aku mendapatkan manfaat besar. Kemudian aku beritahukan orang banyak yang mengeluhkan suatu penyakit dan banyak dari mereka yang sembuh dengan cepat.”

Contoh meruqyah dengan dzikir yang diajarkan Rasulullah ﷺ:

بِسْمِ اللهِ تُرْبَةُ أَرْضِنَا، بِرِيْقَةِ بَعْضِنَا، يُشْفَى سَقِيْمُنَا بِإِذْنِ رَبِّنَا

“Dengan menyebut asma Allah, tanah bumi ini dengan air ludah sebagian di antara kami dapat menyembuhkan penyakit di antara kami dengan seizing Robb kami.” (HR. Bukhari). Doa tersebut dibaca Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam jika ada seseorang yang mengeluhkan sakit atau luka pada tubuhnya, beliau pun mengisyaratkan jarinya ke tanah, sebagaimana keterangan Sufyan, kemudian beliau mengangkatnya kembali lalu diusapkan ke tempat yang sakit.

Pengobatan kedua dengan memanfaatkan berbagai materi tertentu yang disebutkan oleh syariat. Di antaranya adalah berobat dengan jinten hitam atau habbatu sauda’. Rasulullah ﷺ bersabda, “Sesungguhnya di dalam habbatu sauda’ terdapat obat untuk semua penyakit kecuali kematian.” (HR. Bukhari dan Muslim). Begitu juga dengan madu, sebagaimana firman Allah Jalla wa ‘Ala, “Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia.” (QS. An Nahl: 69)

Selain itu, ada pula pengobatan dengan cara mengeluarkan darah kotor dengan alat tertentu semacam tanduk atau alat yang modern lagi yang biasa dikenal dengan bekam (hijamah). Rasulullah ﷺ pernah bersabda, “Sesungguhnya sebaik-baik apa yang kalian perbuat untuk mengobati penyakit adalah dengan berbekam.” (HR Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan lainnya)

Dan masih banyak lagi obat-obat yang datang dari syariat yang tentu tidak diragukan lagi kebenaran dan khasiatnya. Untuk lebih luas pengetahuan tentang pengobatan macam ini, Ibnul Qayyim rahimahullah telah mengumpulkan pengobatan-pengobatan ini dalam satu kitab yang bertajuk Ath Thibb An Nabawi yang berarti pengobatan ala Nabi, buku ini adalah bagian dari kitab Zaadul Ma’ad karya beliau (ed). Allahu a’lam.

Semoga shalawat beserta salam tetap tercurah kepada Muhammad, keluarga, shahabat, serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik.

Penulis: Firman Hidayat

Editor: Muhammad Abduh Tuasikal

https://muslim.or.id/10924-dan-jika-aku-sakit-dialah-yang-menyembuhkanku.html

Direpost oleh:
Grup WA Cahaya Syukur 🌿
Gabung: 081357979683 (khusus muslimah)

5.13.2017

Ashabul kahfi

Assalamualaikum warohmatullah wabarokaatuuh...

Hei,pemuda pemudi....
Selamat pagi, selamat beraktifitas
Selamat hari ahad, semoga hari ini penuh berkah.

Lagi pengen nulis tentang satu kisah yang sangat inspiratif.
Sejujurnya sih nih baru aja namatin film nya ashabul kahfi dari awal sampai akhir.
Sebelum2 nya liatnya hanya sepotong-potong gak runtut.
Akhirnya ngulang dari awal biar tahu jalan ceritanya secara runtut.

Sekilas dari yang aku bisa ambil dari filmnya sih ya...

Ashabul Kahfi itu...


Kisah Pemuda Kahfi adalah kisah tentang sekumpulan pemuda Muslim menakjubkan yang hidup di negeri kafir. Mereka bertekad hijrah demi mempertahankan dien dan keimanan. Ini dilakukan setelah mereka mendakwahi kaumnya lalu tiada memperoleh apapun selain penentangan, perlawanan, penolakan, tekanan, dan intimidasi.

Kemudian ALLAH melindungi dan mejaga mereka dengan menidurkan mereka di dalam gua selama 309 tahun lamanya. Ketika terbangun, mereka mendapati kaumnya telah berubah. Negeri tempat tinggal mereka dahulu menjadi negeri yang beriman.

ALLAH Azza wa Jalla menjadikan bangunnya mereka setelah tidur panjang sebagai tanda Kesempurnaan dan Kekuasaan-Nya. Juga sebagai penegas bahwa janji ALLAH tentang kebangkitan pasti benar tiada keraguan di dalamnya.

Dari pemuda Kahfi, kita belajar
bahwa sumbu peradaban dunia ada pada pemuda. Kucuran keringat mereka yang berpadu dengan pemikiran fundamental dan visioner mampu mendobrak kejumudan berpikir masyarakat tempat mereka hidup. Bermodalkan landasan Tauhīd dan visi rahmatan lil ‘alamin, mereka mampu mengubah mimpi menjadi kenyataan.

Pemuda Kahfi juga mengajarkan kita bahwa seorang pemuda harus teguh memegang keyakinan terhadap Rabbnya. Menentang ketidakadilan, kezhaliman dan berupaya mengubahnya semata-mata karena ketundukan kepada Rabbnya.

Segala cinta dan rasa harap hanya ditujukan untuk sang kekasih, ALLAH Azza wa jalla.

Pemuda Kahfi meletakkan keimanan kepada ALLAH sebagai ruh dalam kehidupan. Meyakini dengan sebaik keyakinan bahwa Kebenaran hanya datang dari ALLAH, yang disampaikan lewat utusan-Nya. Bukan kebenaran versi pemikiran manusia [isme] atau warisan nenek moyang [tradisi/kultural].

"Dan katakanlah: Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu". [Al-Kahfi: 29].

Dari pemuda Kahfi kita juga belajar bahwa orang yang memohon perlindungan kepada ALLAH Subhannahu wa Ta’ala, maka ALLAH akan melindungi dan menyayanginya, dan menjadikan sebab hidayah bagi orang lain.

Dari pemuda Kahfi kita juga belajar bahwa di antara sumber keteguhan dan keistiqomahan di jalan dakwah adalah hadirnya sahabat-sahabat yang shalih yang senantiasa meneguhkan langkah ketika diri mulai berbisik untuk berhenti.

Apalagi di akhir zaman seperti ini sudah seharusnya bagi kita untuk meneladani secara detail apa yang telah dilakukan oleh mereka-ashabul kahfi-.

Yuk kawan, terus semangat!
Dalam berbagai hal, yakin bahwa segalanya mampu kita lakukan sepanjang kita yakin bahwa ada Allah di samping kita.
لا حول ولا قوة الا بالله


Wallahu A'lam

# 17 sya'ban 1438 H #

4.05.2015

tiba-tiba aja nemu foto jadul,tapi entah kenapa ngerasa pengen balek ke waktu ini,saat lagi bareng-bareng dengan teman-teman.
saat pertama kali saling mengenal,memahami dan kemudian seperti menjadi satu hati.
yah,gak pengen terlalu mellow,yang jelas aku kangen aja dengan masa ini.

Bukan hanya dengan masa-nya tapi lebih tepatnya aku kangen dengan kawan terhebat ku.

#missyouall#kangen#rindu.
#limaaprilduaribulimabelas.

3.21.2014

Alhamdulillah akhirnya bisa juga posting setelah sekian lama ni blog nganggur gak keurus...
hahahaha,,,
tadi nih aku baru baca artikel tentang kota yang berbentuk 'bintang' lucu lho,,,

kalian tahu italia kan??Italia selama ini kan dikenal dengan pemandangannya yang mengagumkan. Begitu juga dengan kota yang disebut-sebut sebagai kota paling arsitektur di Italia ini. Kota yang bernama Palmanova tersebut memiliki desain yang menakjubkan dengan bentuk seperti bintang berujung sembilan.

Palmanova terletak di timur laut Italia dan berbatasan langsung dengan Negara Slovenia. Palmanova merupakan sebuah kota yang dibangun pada masa Kerajaan Venesia di abad ke-16 dengan tujuan mencegah serangan dari tentara Turki dan Austria.

Menariknya adalah kota ini memiliki desain seperti bintang di tengah-tengah kawasan persawahan. Seorang arsitek bernama Vincezo Scamozzi mengaku butuh waktu selama 100 tahun untuk membuat desain kota ini. Di setiap ujungnya dibangun benteng yang kokoh untuk membuatnya terhubung dengan titik lainnya.

Meski memiliki desain yang menawan namun tak ada satupun orang yang mau tinggal di kota tersebut karena masa kelamnya yang sering dijadikan benteng peperangan. Akhirnya pemerintah Italia mengutus puluhan tahanan untuk tinggal disitu dan diberi beberapa properti rumah. Kini kota Palmanova telah dipadati oleh berbagai penduduk yang kebanyakan bekerja sebagai petani ataupun pengrajin.

Pusat kota Palmanova disebut sebagai Piazza Grande yang memiliki bentuk segi enam sempurna. Kota tersebut dipenuhi dengan berbagai bangunan katedral, museum dan benteng-benteng sejarah lainnya. Kota ini pernah dijadikan sebagai ikon nasional Italia pada tahun 1960 atas perannya menjaga negara saat Perang Dunia.

10.03.2013

---

pengalaman pertama ikut lomba debat bahasa arab tingkat provinsi...
gak nyangka aja tiba-tiba ditunjuk buat ikut lomba,
padahal klo dilihat dari sisi kemampuan,masih banyak banget yang lebih mampu..
tapi ya gak apa juga see,skali-kali ikut buat nambah pengalaman aja..
bertiga bareng lutfiatul farida sama setya widyastuti debat bahasa arab,
ada juga rivani trizonanda,esti kukuh,sama aidatuz zakiyah debat bahasa inggris.
dan official kita ustadzah farida....
selasa pagi kita berangkat ke tempat musabaqoh yang kebetulan untuk saat ini dilaksanakan d bangkalan,madura.
rombongan kafilah kabupaten malang.
malemnya ada pembukaan musabaqoh yang dilakukan di alun-alun kota bangkalan.
kita -peserta-jalan keliling alun-alun sebelum acara dimulai...
pas akhir acara dimulai lah pesta kembang api,,ruuaaameee  bangettt
kembang apinya juga bagusss bangeettt!!!
*dua jempol deh!!

selesai acara pembukaan ternyata lomba debat bahasa arab berbeda tempat dengan lomba bahasa inggris,akhirnya malem itu juga kita berpindah ke tempat lain-pondok pesantren Al-Hikam burneh,bangkalan.
paginya perlombaan langsung dimulai kita-kabupaten malang-dapat urutan ke 12 debat lawan kota kediri...
tema yang kita bahas adalah "pemimpin diktator yang kuat lebih baik daripada pemimpin muslim yang lemah"
nah kebetulan kita sebagai kelompok pro...
nah kan???bayangin tuh tema paling susah diantara yang lainnya,
ustadz alimin ja dari awal dah bilang klo tema yang itu kayaknya emang udah salah!!
ya udah alamat,dalam waktu yang super sempit kita coba cari2 argumen yang kira-kira kuat.
waktu berjalaan terus hingga akhirnya selesai babak penyisihan,,,
hahahha,,,
tinggal nunggu pengumuman aja..
deg..deg...deg


*Bangkalan,4 oktober 2013

10.02.2013

sapu jagat-kita

ALLAH....
jadikan kami wanita-wanita yang mampu menebarkan kebaikan,istiqomah di jalanNya dan jadikanlah kami,,,
.Seberuntung Khodijah
.Secerdas Aisyah
.Sekaya Bilqis
.Sesabar Maryam
.Seindah Fathimah
.Sekeibuan Asiyah
.Seikhlas Khansa'
.Sebarokah Atikah
.Secantik Shofiyah
.Seberani Khaulah binti Azwar
.Sedermawan Zainab binti Jahs
.Seagresif Zulaikha
Allah...
kupinta pula padaMu,,berilah  kami sosok pemimpin yang kan membimbing kami menuju SurgaMu,yang kan sempurnakan separo agama kami,,,yang kan menjadi ayah bagi para mujahidah-mujahidah kami....
pertemukan kami dengan lelaki yang,,,
-Setampan nabi Yusuf
-Sesabar nabi Ayyub
-Sezuhud nabi Khidir
-Seberani nabi Musa
-Setaqwa nabi Ibrahim
-Setegar nabi Nuh
-Semerdu nabi Daud
-Setabah nabi Zakariyya
-Sesetia nabi Adam
-Setaat nabi Ismail
-Secerdas nabi Isa
-Sefriendly nabi Harun
-Sefashionable nabi Idris
-Seperkasa nabi Hud
-Seromantis dan sekaya nabi Sulaiman
dan berakhlaq karimah layaknya Rasulullah Muhammad saw.

Amieen ya rabbal 'alamin...

*ini do'a sapu jagat kita-marhalah VI angkatan 1-
biasa dibaca pas hbis adzan berkumandang.


                                 "itsnata 'asyrota 'aina"

.zizi novia putri                                                           .laily rachmah ihsani
   .afifah sholiha                                                       .yeni ocktavia
      .zivora                                                            .ulin nuha fillah
.lutfiatul faridah                                                           .soraya ulfah
  .noor shifa                                                                       .nanda qonitah
           .amitha putri                                                      .rusydina izzati

10.01.2013

pagi-pagi,,,
lagi enak-enak belajar materi buat debat,tiba-tiba  disuruh buka email...

pas buka ternyataa ada inbox dari orang yang sangat kita hormati...
ustadz Alimin Mukhtar S.sos.i
beliau ngirim materi debat,trus di akhir-akhirnya ada sisipan surat buat kita,,,
nasehat+wejangan beliau...
 
 
Assalamu 'alaikum,
Ini saya kirim 3 naskah yang mungkin bermanfaat, atas permintaan Esti
Tentang hak waris, demokrasi, dan kepemimpinan
Kalau ada kesulitan lain tentang bahan, hubungi saya lagi lewat sms
Saya usahakan membantu sebisa saya

Oh ya, titip pesan untuk semua
Niatkan untuk syi'ar Islam, bukan menonjolkan diri dan pamer
Demi mempererat ukhuwah, bukan bersaing dan bermusuhan
Semoga bermanfaat

Wassalam

MQK

Assalamualaykum,,,,
posisi sekarang lagi ada di madura,ber-enam sama temen-temen
mencoba memberikan yang terbaik untuk islam,
menyebarkan syiar dan mencari pengalaman baru,,,
kita lagi ada lomba Musabaqoh Qiro'atul Kutub.
mewakili malang...
do'ain ya moga lancar dan bisa ngasih yang terbaikk,,,


_Bangkalan,Madura.

9.17.2013

Teknologi yang menelan

Saya bukan pakar intelijen, pun bukan pakar teknologi, saya ini mentoknya hanya di: ahli fiksi. Sejauh ini ada dua novel saya yang menulis tentang konspirasi, termasuk memanfaatkan teknologi di dalamnya. Itu saja mentoknya sy sebgai pengamat konspirasi amatiran. Sebagai penulis fiksi, kadang imajinasi saya berlebihan dan tidak kontekstual. Sebagai orang yang hidup di dunia nyata, sebaliknya, saya justeru tidak suka berpikir yang aneh2, berprasangka buruk. Saya bahkan menjauhi orang2 yg hidupnya berprasangka negatifff melulu. Saya akuntan, dilatih untuk melihat bukti atas setiap transaksi, dan berbagai prinsip lainnya yang sangat material.

Akan tetapi, mungkin menarik saya share hal2 berikut ini. Kalian berhak punya pendapat yang berbeda, itulah guna akal pikiran masing2, semua orang bisa mengeksplorasi pemikirannya.

Menurut hemat saya, teknologi di dunia ini pada akhirnya akan mengerucut kepada sebuah titik saja: informasi.

Ini simplifikasi atas sebuah diskusi besar. Tapi saya tidak menemukan penjelasan lain, sepertinya memang sesederhana itu: informasi. Siapapun yang menguasai informasi, maka merekalah yang menguasai dunia ini. Bukan senjata nuklir, bukan pula senjata kimia. Itu hanya turunan dari informasi. Pun sama, cadangan minyak dunia, bisnis energi, itu juga turunan dari informasi. Semua orang yang memiliki ambisi besar, ingin berkuasa secara politik, ingin memiliki imperium bisnis raksasa, atau simpel hanya ingin merilis lagu dan film baru, mutlak membutuhkan informasi. Dengan informasi yang akurat, maka mereka bisa melancarkan strategi terbaik.

Maka ilmu pengetahuan dunia bergerak maju dalam teknologi informasi ini. Menakjubkan. Baru dua puluh tahun lalu dunia ini masih gelap gulita dalam teknologi informasi. Hanya segelintir orang punya pesawat telepon di rumah tahun 1993, hari ini nyaris seluruh dunia memiliki telepon genggam. Kecepatan penyebarannya lebih mengagumkan dibanding (maaf) endemik penyakit. Tahun 2000, orang2 masih banyak memegang HP jadul sebesar lengan, yang bisa buat nimpuk, hari ini, smartphone membanjiri pasaran--juga sama, tetap bisa buat nimpuk sih.

Tahun 2005, kita belum bicara tentang kekuatan jejaring sosial, hari ini, salah-satu jejaring sosial mempunyai anggota satu milyar lebih. Mereka memiliki pengguna begitu massif. Teknologi informasi berkembang amat cepat, tidak tertahankan. Dan di tengah gelombang kemajuan itu, tidakkah orang2 mulai menyadari, informasi adalah kekuatan terbesar yang ada.

Siapapun yang memiliki ambisi berkuasa, harus tahu persis informasi yang dia miliki. Bila perlu tahu sedetail2nya. Jangankan buat produser yang merilis film agar box office, kalian yang lagi jatuh cinta dgn seseorang saja, ingin tahu sekali seperti apa gebetan kalian itu. Kapan dia buka facebook, apakah dia ngintip profile kalian, apakah dia kirim message ke teman2nya, dan membicarakan tentang kalian, dsbgnya.

Kita telah tiba di titik ketika semua orang dengan senang hati membagikan informasi miliknya. Penyebaran perangkat komunikasi ke seluruh dunia adalah 'vessel' alias kendaraan paling efektif mengumpulkan informasi tanpa paksaan. Cepat atau lambat, misalnya, saat gagdet dilengkapi dengan pemindai sidik jari, tanpa susah payah, ada pihak yang segera punya data lengkap sidik jari orang2. Banyak manfaatnya, tentu saja, ketika ada pelaku kejahatan di sebuah tempat, ketemu sidik jarinya, dengan mudah ketemu orangnya, bahkan ketahuan dia kemarin menelepon siapa, habis update apa. Tapi segala sesuatu memiliki dua sisi, jika kita belum mampu melihat dampak negatifnya di tahun2 mendatang, bukan berarti semua akan baik2 saja.

Sedangkan aplikasi di dalamnya adalah content paling atraktif menggoda para pengguna. Jejaring sosial misalnya, data-data personal di kumpulkan, baik bagi perusahaan yang memang berkepentingan atas bisnisnya, maupun bagi pihak lain dengan agenda yang berbeda. Pun termasuk pemerintah berkuasa, yang bisa memerintah siapapun. Semua informasi itu bisa dimanfaatkan buat apapun. Mulai dari level rendah, ecek-ecek, hingga level tinggi, menyerbu dan menguasai sebuah negara.

Berlebihan? Tergantung. Seberapa penting atau tidak kalian. Jika kalian adalah nasabah kartu kredit dengan catatan transaksi baik, maka sy jamin, bukankah setiap minggu pasti ada yang menelepon menawari asuransi dan produk keuangan lainnya? Jika kalian lebih penting lagi, nasabh besar, maka lebih tinggi lagi pemanfaatan informasi tsb, termasuk hal positif memang, seperti tiba2 ada yang menawari real bisnis. Tapi jika kalian hanya simpel pengguna internet sederhana, paling mentok dapat email SPAM dari Afrika yang menawarkan USD 10 juta.

Kita tidak akan bisa mencegah gelombang ini, orang2 akan menggunakan informasi yang telah kita berikan (termasuk penjahat di sekitar kita bisa memanfaatkannya). Maka saran saya, mulailah berpikir matang, gunakanlah teknologi lebih dewasa. Kita semua tersambung dalam sebuah jaring laba-laba raksasa yang menghimpun informasi. Buat sekat yang jelas. Jejaring sosial, seperti facebook misalnya, bukan tempat kita bebas meletakkan apapun. Kejadian remaja wanita diperkosa atau dilecehkan oleh kenalan di jejaring sosial itu gunung es. Pucuknya saja yg terlihat di berita2, sedangkan dalamnya, banyak yg malu, memilih tutup mulut tidak cerita kemana2. Pun kejadian2 lain serupa.

Jaga anak2 kita dari teknologi. Usia enam tahun, sudah jago berselancar di dunia maya, itu bukan kebanggaan. Repot jika malah mikir sebaliknya. Sama dengan anak usia tiga belas, sudah bisa ngebut di tol, sudah bisa pacaran, kacau sekali kalau orang tuanya mikir malah bangga, atau orang di sekitarnya menganggap itu keren, diidolakan. Ada batas ketika anak2 kita memang masih rentan dan tidak bisa bertanggung jawab atas prilaku mereka sendiri.

Silahkan pikirkan baik2 masalah ini. Teknologi yang berada di sekitar kita, tidak sesimpel untuk seru2an, asyik2an, dan senang2 saja. Setidaknya pastikan kita tidak ditelan oleh teknologi itu, menghabiskan banyak waktu untuknya, tanpa memperoleh manfaat yang setimpal. Jika kalian tidak sependapat dgn catatan ini, tidak perlu repot2 membantah di kolom komen. Tinggal buat tulisan sendiri di profile masing2. Itu akan lebih bermanfaat membesarkan cara berpikir, bukan membesarkan jempol dan jari mengetik komen. Dan jelas, itu salah satu contoh memanfaatkan secara positif jejaring sosial di sekitar kita.

*Tere Lije

menyayangi-

*Menyayangi masalah kita

Saya suka majalah anak-anak, dulu waktu kecil, usia SD, sy paling suka membaca majalah anak-anak. Dulu ada TomTom, juga BoBo, dan judul2 lainnya. Sekarang, sudah punya anak satu, saya juga masih suka baca majalah anak-anak. Hehe, jadi kalau ada majalah anak2 di rumah, di ruang tunggu, di mana saja, pasti dibaca dari halaman depan hingga halaman belakang, bersih. Termasuk baca puisi yang ditulis anak2, memperhatikan lukisan yg digambar anak2.

Kalian tahu, menurut saya, dunia anak2 itu selalu istimewa.

Saya juga menulis catatan ini karena barusaja membaca majalah anak2, BoBo. Edisi lama malah, November 2012. Di salah-satu artikelnya, saya membaca seorang anak bernama Meylan, dia tinggal di pulau terpencil di kelilingi laut luas Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara. Nah, si Meylan ini, kalau sekolah harus menyeberangi laut dengan sampan, lantas berjalan kaki, kemudian mendaki lereng, karena sekolahnya terletak di pulau berbeda, di atas bukit pula. Tinggi lerengnya adalah 56 anak tangga besar2.

Saya kira, ribuan anak2 lainnya di seluruh Indonesia juga harus berjuang tiba di sekolahnya. Ada yang menyeberangi sungai, ada yang akrobat di jembatan rusak, ada yg membawa obor karena jalan kaki melintasi hutan pagi buta, ada yang melintasi pematang sawah, dsbgnya, banyak sekali yg seperti Meylan.

Tapi yg satu ini istimewa sekali. Membayangkan Meylan naik sampan, lantas jalan kaki, lanjut mendaki bukit saja sudah melelahkan, apalagi kalau menjalaninya sendiri. Itu perjalanan fisik yang melelahkan bagi anak kecil. Dan dia harus melakukannya setiap hari. Berangkat pagi, pulang sore. Sepanjang tahun, bertahun2. Maka istimewa sekali saat Meylan ditanya bagaimana agar dia tidak capek? Dia menjawab: "Kusayangi jalanku supaya kakiku tidak mengeluh capek." Jawaban yang sederhana sekali, Meylan menyayangi jalan tersebut agar dia tidak mengeluh capek.

Inilah kenapa sy suka membaca majalah anak2. Karena selalu saja ada hal cemerlang dari dunia anak2.

Meylan tidak membenci jalan yang harus dia lewati (jalan dalam arti sebenarnya), dia tdk membenci naik sampan, jalan kaki, juga mendaki bukit tinggi. Dengan semua keterbatasan, dia memutuskan menyayangi jalan tersebut, agar kakinya tidak mengeluh capek.

Maka, apakah kita orang dewasa telah menyayangi semua kesulitan yang kita hadapi? Hidup ini memang banyak masalah, ada yang mentok di pekerjaan menyebalkan bergaji rendah, ada yang mentok di rumah saja tidak bisa kemana2, ada yang mentok gagal terhambat inilah, ada yang kecewa berat terhambat masalah itulah. Tapi apakah kita akan marah-marah atau sebaliknya dengan semua situasi tersebut? Atau kita akan belajar dari Meylan, menyayangi masalah yang sedang kita hadapi, agar kita tidak banyak mengeluh. Kalau kita ingin marah2, maka ingatlah kisah si Meylan ini, dia memutuskan untuk menyayangi jalannya, termasuk 56 anak tangga itu, supaya kakinya tidak mengeluh capek.

Sungguh, anak2 di sekitar kita kadang memberikan pelajaran keren. Dan saya menulis di salah-satu buku (eh, sebenarnya di banyak buku2 itu); bukan anak2 yang selalu belajar banyak dari orang dewasa, dalam situasi tertentu, kitalah, orang dewasa, yang belajar banyak dari anak2 di sekitar kita. Jadi bukalah mata kita, mari belajar dari mereka.

Demikian.