*Kekuasaan, Kemuliaan & Kehinaan
Rasul Allah selalu berpikir yang terbaik untuk ummatnya. Tidak ada
keraguan atas itu. Pemimpin yang paling mencemaskan kesejahteraan orang2
yang dipimpinnya adalah Rasul Allah. Maka, dalam suatu peristiwa, yang
diriwayatkan Qatadah, Rasul Allah pernah memanjatkan permohonan agar dua
kekuatan besar saat itu: Persia dan Romawi masuk dalam islam dan
menjadi ummatnya kelak.
Tapi
karena sejatinya tentu saja semua kekuasaan sesungguhnya berada di
tangan Allah, maka turunlah firman Allah dalam Al Imran 26. Sebuah
kalimat yang sepertinya banyak orang tahu, pun seringkali dijadikan
bacaan shalat, juga bacaan doa. Sebuah kalimat yang akrab di telingan
kita.
Kalimatnya dalam bahasa Arab indah sekali. Here we go:
quli allaahumma maalika almulki tu/tii almulka man tasyaau watanzi'u
almulka mimman tasyaau watu'izzu man tasyaau watudzillu man tasyaau
biyadika alkhayru innaka 'alaa kulli syay-in qadiirun.
Terjemahan doa tersebut adalah: Katakanlah (Muhammad): "Wahai Tuhan
pemilik kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan kepada siapapun yang Engkau
kehendaki dan Engkau cabut kekuasaan dari siapapun yang Engkau
kehendaki. Engkau muliakan siapapun yang Engkau kehendaki dan Engkau
hinakan siapapun yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala
kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu."
Allah mengingatkan dalam ayat ini tentang hakikat kekuasaan, kemuliaan,
dan kehinaan. Apapun itu, maka sungguh Allah yang berhak penuh
menentukan urusan manapun. Mutlak.
Maka, tidakkah ayat ini
menjelaskan banyak hal bagi kita. Pemahamannya terus relevan hingga
kapanpun. Ketika ada seseorang yang berkuasa, maka itulah ketentuan
Allah, mudah saja bagi Allah mengangkat siapapun di muka bumi ini
memiliki kekuasaan. Ada tukang sapu yang menjadi presiden, ada pandai
besi yang menjadi raja, pun yatim piatu miskin yang menjadi jenderal
perang. Diantara penguasa2 itu, ada penguasa yang bertindak lurus dan
amanah. Juga ada penguasa yang zalim nan aniaya. Apapun mereka, Allah
yang memberikan kekuasaan tersebut, dan jelas, bagi penguasa yang penuh
rasa syukur, dia akan paham detik kapanpun Allah berkehendak,
kekuasaannya musnah bagai kabut disiram cahaya matahari pagi. Bagi
penguasa yang zalim, mungkin tidak akan masuk diakal dia--karena bahkan
dia merasa segala sesuatu itu berkat hebatnya dia sendiri, merasa dialah
pemilik kekuasaanya; tapi dia mau atau tidak menerima fakta tersebut,
sekali Allah mengambil kekuasaannya, musnah sudah seluruh kekuasaannya
bagai debu disiram air bah. Tak bersisa. Bahkan tidak diingat lagi oleh
generasi berikutnya. Terhapus dalam memori sejarah.
Aduhai, pun
sama penjelasannya, bagi siapapapun yang sekarang sedang memiliki
kemuliaan, itu sungguh bukan karena kita mulia. Kita pintar, lantas
disanjung2 orang sekampung, itu bukan kemuliaan milik kita. Kita
tampan/cantik, lantas dipuji2 orang sekecamatan, sekali mengerling, satu
RT terperangah, itu jelas bukan kemuliaan milik kita. Pun kita kaya
raya, lantas orang lain membungkuk2 hormat, orang bisa diatur-atur, itu
sungguh bukan kemuliaan kita. Mana ada rumusnya, kita terkenal, populer,
keren, berpengaruh gara-gara kita. Nggak ada. Sampai kapanpun, hingga
sepersejuta milipun, tidak ada. Itu sungguh kehendak Allah saja.
Maka, pahamilah situasinya, pahamilah hakikatnya, agar kita bisa selalu
bersyukur. Karena bagi Allah, mudah saja mengambil semua kemuliaan itu,
mencabutnya, lantas menyiram kita dengan seluruh kehinaan. Tiada sifat
sombong yang bisa melekat pada manusia, sifat pongah, congkak, merasa
lebih baik. Bahkan jika Allah tidak melakukannya langsung di muka bumi,
seluruh kekuasaan, kemuliaan dan kehinaan itu akan diperhitungkan di
hari penghabisan. Toh, sehebat, semulia apapun kita, tetap akan mati,
kalah oleh waktu, jadi bagaimana mungkin kita merasa itu semua milik
kita.
Itulah hakikat kekuasaan, kemuliaan dan kehinaan, ayat
ini adalah doa, memang tidak langsung terlihat permohonannya, tapi
menyerukan, menyadari hakikatnya, jelas berarti kita menyerahkan segala
urusan kepada Allah. Wahai Allah, di tangan Engkaulah segala kebajikan,
sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.
*repos
7.12.2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar